SE MENAG NOMOR: SE. 33 TAHUN 2021 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DALAM PELAKSANAAN IBADAH DAN PERINGATAN HARI RAYA NATAL TAHUN 2021

Surat Edaran SE Menag Nomor: SE. 33 Tahun 2021


Berdasarkan Surat Edaran SE Menag Nomor: SE. 33 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Dalam Pelaksanaan Ibadah Dan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021, dalam  rangka  mencegah,  menanggulangi,  dan  memutus  mata  rantai penyebaran Corona  Virus  Disease  2019 (Covid-19)  di  gereja  dan  untuk memberikan  rasa  aman  dan nyaman  kepada  masyarakat  dalam melaksanakan  ibadah  dan  memperingati  Hari  Raya  Natal  Tahun  2021 pada  masa  pandemi  Covid-19,  perlu  menetapkan  Surat  Edaran  tentang Pencegahan  dan  Penanggulangan Corona  Virus  Disease  2019  Dalam Pelaksanaan Ibadah dan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021.

  

Surat Edaran SE Menteri Agama (Menag) Nomor: SE. 33 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Dalam Pelaksanaan Ibadah Dan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021 ini  dimaksudkan  dan  bertujuan  untuk  mengatur  upaya pencegahan dan penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di gereja/tempat  yang  difungsikan  sebagai  gereja  pada  Perayaan  Natal Tahun 2021.

 

Ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran SE Menteri Agama (Menag) Nomor: SE. 33 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Dalam Pelaksanaan Ibadah Dan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021, Perayaan  Natal  Tahun  2021  pada  saat  Pandemi  Covid-19  dilaksanakan dengan ketentuan:

1.  Melaksanakan  pengetatan  dan  pengawasan  protokol  kesehatan  di gereja/tempat  yang  difungsikan  sebagai  gereja  dengan memberlakukan  kebijakan  sesuai  dengan  Pelaksanaan  Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

 

2.  Gereja  membentuk  Satuan  Tugas  Protokol  Kesehatan  Penanganan COVID-19  yang  berkoordinasi  dengan  Satuan  Tugas  Penanganan COVID-19 Daerah.

 

3.  Pelaksanaan ibadah dan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021;

a.  hendaknya  dilakukan  secara  sederhana  dan  tidak  berlebihan, serta lebih menekankan persekutuan di tengah keluarga;

b.  dilaksanakan di ruang terbuka;

c.  apabila  dilaksanakan  di  gereja,  dianjurkan  untuk diselenggarakan secara hybrid, yaitu secara berjamaah/kolektif di  gereja  dan  secara  daring  dengan  tata  ibadah  yang  telah disiapkan oleh para pengurus dan pengelola gereja;

d.  jumlah  umat  yang  dapat  mengikuti  kegiatan  ibadah  dan Perayaan  Natal  secara  berjamaah/kolektif  tidak  melebihi  50% (lima puluh persen) dari kapasitas ruangan; dan

e.  jam  operasional  gereja/tempat  yang  difungsikan  sebagai  gereja paling lama sampai jam 22.00 waktu setempat.

 

4.  Dalam  pelaksanaan  ibadah  dan  Peringatan  Hari  Raya  Natal  Tahun 2021, pengelola gereja wajib:

a.  menyediakan  petugas  untuk  menginformasikan  serta mengawasi pelaksanaan Protokol Kesehatan 5M;

b.  menyediakan  alat  pengecekan  suhu  di  pintu  masuk  bagi seluruh pengguna gereja; 

c.  melakukan  pemeriksaan  suhu  tubuh  untuk  setiap  jemaah menggunakan alat pengukur suhu tubuh (thermogun);

d.  menyediakan hand  sanitizer  dan  sarana  mencuci  tangan menggunakan  sabun  dengan  air  mengalir  di  pintu  masuk  dan pintu keluar gereja;

e.  melakukan  pembersihan  dan  disinfeksi  secara  berkala  di  area gereja;

f.  menggunakan  aplikasi  PeduliLindungi  pada  saat  masuk (entrance)  dan  keluar  (exit)  dari  gereja  serta  hanya  yang berkategori kuning dan hijau yang diperkenankan masuk;

g.  mengatur  arus  mobilitas  jemaat  dan  pintu  masuk (entrance) dan pintu keluar (exit) gereja guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan;

h.  mengatur jarak antarjemaah paling dekat 1 (satu) meter dengan memberikan tanda khusus pada lantai, halaman, atau kursi; 

i.  melakukan  pengaturan  jumlah  jemaat/umat/pengguna  gereja yang berkumpul dalam waktu bersamaan, untuk memudahkan pembatasan jaga jarak;

j.  menyediakan cadangan masker medis;

k.  melarang  jemaah  dengan  kondisi  tidak  sehat  mengikuti pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan;

l.  menyarankan  kepada  jemaah  yang  berusia  60  (enam  puluh) tahun  ke  atas  dan  ibu  hamil/menyusui  untuk  beribadah  di rumah;

m.  kotak  amal  atau  kantong  kolekte  ditempatkan  pada  tempat tertentu dan tidak diedarkan;

n.  memastikan  tidak  ada  kerumunan  sebelum  dan  setelah pelaksanaan  kegiatan  peribadatan/keagamaan  dengan mengatur akses keluar dan masuk jemaah;

o.  memastikan  gereja  atau  tempat  pelaksanaan  ibadah  memiliki sirkulasi  udara  yang  baik  dan  sinar  matahari  dapat  masuk serta  apabila  menggunakan  air  conditioner  (AC)  wajib dibersihkan secara berkala;

p.  tidak mengadakan jamuan makan bersama;

q.  memastikan pelaksanaan khutbah memenuhi ketentuan:

1)  pendeta,  pastur,  atau  rohaniwan  memakai  masker  dan pelindung wajah (faceshield) dengan baik dan benar; dan

2)  pendeta, pastur, atau  rohaniwan  mengingatkan  jemaah untuk  selalu  menjaga  kesehatan  dan  mematuhi  protokol kesehatan.

 

5.  Peserta Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021 wajib:

a.  menggunakan masker dengan baik dan benar;

b.  menjaga  kebersihan  tangan  dengan  cara  mencuci  tangan menggunakan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer;

c.  menjaga jarak dengan jemaah lain paling dekat 1 (satu) meter;

d.  dalam kondisi sehat (suhu badan di bawah 37 derajat celcius);

e.  tidak sedang menjalani isolasi mandiri;

f.  tidak baru kembali dari perjalanan luar daerah;

g.  membawa perlengkapan peribadatan masing- masing; dan 

h.  menghindari kontak fisik atau bersalaman.

 

6.  Dilarang  untuk  melakukan  pawai  atau  arak-arakan  dalam  rangka Peringatan  Hari  Raya  Natal  Tahun  2021  yang  melibatkan  jumlah peserta dalam skala besar.

 

7.  Pejabat  Pimpinan  Tinggi  Madya  dan  Pratama  pada  Kementerian Agama melakukan:

a.   sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan;

b.  himbauan  kepada  Pegawai  Aparatur  Sipil  Negara  dan  Pegawai Non-Aparatur  Sipil  Negara  untuk  tidak  mudik  pada  Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022;

c.  pemantauan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021 di tingkat pusat;

c.  koordinasi  dengan  pimpinan  kementerian/lembaga,  pimpinan TNI/Polri,  pimpinan  Badan  Usaha  Milik  Negara,  Satuan  Tugas Penanganan Covid-19 serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di tingkat pusat; dan

d.  pelaporan  hasil  pemantauan  kepada  Menteri  Agama  melalui Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Agama  secara berkala/sewaktu-waktu.

 

8.  Rektor/Ketua  Perguruan  Tinggi  Keagamaan  Negeri  Kristen  dan Katolik, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi, Kepala Kantor  Kementerian  Agama  kabupaten/kota,  Satuan  Pendidikan Keagamaan  Kristen  dan  Katolik,  dan  Penyuluh  Agama  Kristen  dan Katolik untuk melakukan:

a.  sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan;

b.  himbauan  kepada  Pegawai  Aparatur  Sipil  Negara  dan  Pegawai Non-Aparatur  Sipil  Negara  untuk  tidak  mudik  pada  Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022;

c.  pemantauan  Peringatan  Hari  Raya  Natal  Tahun  2021  pada instansi  pemerintah  daerah  di  tingkat  provinsi, kabupaten/kota,  kecamatan,  dan  kelurahan/desa  serta  Badan Usaha Milik Daerah atau Desa;

d.  koordinasi  dengan  gubernur,  bupati/walikota,  camat, lurah/kepala  desa,  pimpinan  TNI/Polri  setempat,  pimpinan Badan  Usaha  Milik  Daerah  atau  Desa,  Satuan  Tugas Penanganan Covid-19 serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di tingkat daerah;

e.  pelaporan  hasil  pemantauan  oleh Kepala  Kantor  Kementerian Agama  kabupaten/kota  kepada  Kepala  Kantor  Wilayah Kementerian  Agama  provinsi  secara  berkala/sewaktu-waktu dan berjenjang; dan

f.  pelaporan  hasil  pemantauan  oleh  Kepala  Kantor  Wilayah Kementerian  Agama  provinsi  kepada  Menteri  Agama  melalui Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Agama  secara berkala/sewaktu-waktu.

 

9.  Kepala  Kantor  Wilayah  Kementerian  Agama  provinsi  dan Kepala Kantor  Kementerian  Agama  kabupaten/kota  melakukan pemantauan  tempat  ibadah  di  rest  area  dan  tempat perbelanjaan/mall selama Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022.

 

Penutup

1.   Surat  Edaran  ini  mulai  berlaku  pada  tanggal  24  Desember  2021 sampai dengan 2 Januari 2021.

2.  Pada  saat  Surat  Edaran  ini  mulai  berlaku,  Surat  Edaran  Menteri Agama  Nomor  31  Tahun  2021  tentang  Pencegahan  dan Penanggulangan Corona  Virus  Disease  2019  Pada  Saat  Perayaan Natal Tahun 2021, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

 



Demikian  Surat Edaran SE Menteri Agama (Menag) Nomor: SE. 33 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Dalam Pelaksanaan Ibadah Dan Peringatan Hari Raya Natal Tahun 2021 ini  dikeluarkan  untuk  memastikan  Perayaan Natal  Tahun  2021  pada  Masa  Pandemi  Covid-19  berlangsung  secara tertib dan aman.

 




No comments